“Laju sepeda kumbang di jalan berlubang
Selalu begitu dari dulu waktu jaman Jepang”
Begitu satu potongan lirik lagu “Guru Oemar Bakri” yang dibawakan Iwan Fals di album Sarjana Muda pada tahun 1981. “Guru Oemar Bakri”, satu lagu yang langsung terbesit saat mendengar kata sepeda onthel atau sering disebut juga dengan sepeda kumbang.
Sepeda onthel ini memang memiliki nilai yang lebih dari segi keunikan bentuk serta sejarah yang melekat di dalamnya. Tak jarang kita melihat berbagai film berlatar jaman perang dunia ataupun foto dari buku sejarah memperlihatkan bahwa onthel menjadi kendaraan masyarakat saat sebelum kendaraan bermesin belum banyak digunakan. Oleh karena itu onthel kini memiliki nilai prestisius tersendiri yang membuat harganya cukup melambung di pasaran tak kalah dengan sepeda gunung.
Nilai yang dimiliki oleh onthel inilah yang membuat berbagai macam komunitas sepeda onthel hadir di tengah-tengah masyarakat, beberapa di antaranya adalah PSBB (Paguyuban Sapedah Baheula Bandoeng) dan KOSTI (Komunitas Sepeda Tua Indonesia). Dari tahun ke tahun penggemar sepeda onthel ini terus bertambah seiring dengan makin besarnya komunitas onthel serta kencangnya arus informasi melalui media internet. Oleh karena itu PSBB yang didukung oleh KOSTI menyelenggarakan perhelatan akbar bertajuk “Bandoeng Laoetan Onthel” yang digelar untuk keempat kalinya di Bandung pada 6-8 Mei 2016 bertempat di Gudang Persediaan PT. KAI Jl. Sukabumi No,20 Bandung. Sumber : http://yourbandung.com/
Puas, Bangga, Capek dan sebagai’nya rasa bercampur aduk saat kami wawancari dua anggota madagaskar (mas jhon & mas endra) sepulang dari event akbar tersebut. Selepas dari BLO IV – Bandung madagaskar akan melawat ke kota pahlawan yaitu: surabaya yang insyaallah pagelaran temu onthel nusantara akan diselenggarakan masih dibulan bulan ini.
Congratulations And Success Madagaskar...
Ditulis Oleh WahYou Eka
0 komentar:
Posting Komentar