HUT Taspen Surakarta 43 Tahun

Bersama Kita Jalin Silaturahim Dan Komunikasi Tanpa Batas

Konco TJATOET 1701

Konco Gowes Tjatoet 1701 Dari Pabelan Kartasura

Gowes Paseduluran Minggu Delanggu

Gowes Bareng Madagaskar Dan Tjatoet 1701 Jalin Silaturahmi

Ketua Madagaskar Komandan Roy

Kumpul Para Sesepuh Komunitas Onthel Di Kota Boyolali

Kartasura 14 Maret 2016

Temu Kangen Paseduluran Komunitas Onthel Kartasura Dan Solo

Sabtu, 11 Maret 2017

KRITIK : Rendah'nya Nilai Etika Berkendara

Selamat Pagi Luur..
Selamat Membaca Cerita Kami..
Rendah’nya Nilai Etika Berkendara: Beberapa hari ini telinga kita selalu dibisik’kan kabar yang sangat memilukan, kabar tentang rendah’nya nilai etika berkendara dijalan raya yang menyebab’kan meningkat’nya tragedi kecelakaan tragis dan selalu memakan korban jiwa. Lain hal’nya kasus diatas, kami sebagai onthelis juga sering mendapati perlakuan ngawur oleh para pengendara mesin yang acap kali ugal ugalan dijalan serta seakan akan merampas hak kami “onthelis” untuk ikut menikmati mulus’nya aspal jalan raya diera modern.

Naah.. itu’lah yang terjadi belakangan ini oleh karena minim / krisis etika berkendara.

Kembali Kasus Diatas..

Melihat mulai dari kasus di Makamhaji, Klewer Delanggu, Kleco Solo dan Warung Pelem Solo lagi lagi tragedi kecelakaan maut antara truk vs motor, entah siapa yang salah siapa yang benar dalam mereka mentaati aturan berkendara bukan’lah semata mata menjadikan tragedi itu terjadi namun rendah’nya nilai etika berkendara’lah yang memicu kasus menghunus. Tingkat kesabaran dan kesadaran yang terbungkus didalam wadah etika berkendara dijaman sekarang sudah mulai menghilang, yang ada adalah faktor adrenalin dan kesombongan dalam mengemudikan mesin di jalan jalan.

Beretika’lah Dalam Berkendara Kawan !!

Keselamatan Dijalan Dinanti Keluarga Kalian !!

Sebelum’nya kami mohon maaf, Bukan’nya kami bersombong untuk menggurui namun tulisan ini kami tujukan untuk kritik menumbukan kembali nilai etika berkendara yang belakangan ini sudah hampir usang, bawa’lah sikap sabar dan sadar yang beretika dijalan dalam mengemudi’kan mesin.

(terakhir) Satu pertanyaan yang belum bisa kami terima.
Ada Apa Dengan Truk Dan Motor ??

Ditulis Oleh : WahYou Eka

Minggu, 22 Januari 2017

Kopdar Onthelis Sukoharjo Makmur

SUKOHARJO, JATENG – Ratusan pengemar Sepeda Onthel yang tergabung dalam Komunitas Onthel se’Sukoharjo pagi tadi memadati area jalan kawasan Solo Baru tepat’nya didepan halaman super market hartono mall, komunitas onthel yang terdiri dari Madagaskar Kartasura, KTM, Pringgodani Gatak, FOC Baki, Tjatoet Kartasura Timur, KOPI, Panjer Isuk, Pranan dll  menggelar Gowes Kopdar dalam rangka menjalin silaturahmi antar onthelis se’sukoharjo.  (22/01/2017)
Gowes dengan sepeda onthel merupakan agenda rutin yang dilaksanakan oleh komunitas sepeda onthel di Sukoharjo dengan maksud dan tujuan tetap mempertahankan keberadaan sepeda tua di Sukoharjo serta menjalin informasi antar onthelis.  Selain itu untuk mengurangi polusi udara dari asap kendaraan di hari minggu dengan bersepeda.
“Lainnya adalah untuk ajang silaturahmi sesama komunitas Sepeda Onthel se’Sukoharjo. Termasuk diskusi untuk saling tukar pikiran dan pengalaman seputar Sepeda Onthel sesama komunitas” Ujar Muh Asrori Ketua Komunitas sepeda Onthel Madagaskar Kartasura.

Begitu juga ujar Muslim (35) salah satu peserta gowes sepeda onthel sangat terkesan sekali dengan kegiatan komunitas sepeda onthel tersebut. “Teryata pengemar sepeda tua ini banyak temanya khususnya di sukoharjo ini sangat luar biasa. Komunitas ini tidak memandang apa status’nya dan umur’nya bagi siapa saja warga sukoharjo yang ingin bergabung bisa langsung bergabung  di komunitas” Katanya Singkat.

Ditulis Oleh : AGUNG NUGROHO / MAN

Kamis, 16 Juni 2016

Sejarah Sepeda Onthel Merk TEHA

Salah satu merk sepeda buatan belanda adalah TEHA tepatnya daerah Rhenen. Teun Hartog (1887 – 1956) adalah seorang penggemar sepeda sejati, sejak 1910 Teun Hartog menyimpan sepeda tua di kantornya dan beberapa model sepeda di meja kerjanya. Berawal dari sebuah garasi tempat memperbaiki sepeda sampai tempat untuk menjual sepeda Teun Hartog terus berupaya untuk memperbaiki dan membangun sepeda, usahanya berjalan baik dan akhirnya terbentuklah perusahaan yang mampu membuat frame sepeda sendiri dengan merk TEHA (TEun HArtog)

Awal tahun 30 an, perusahaan pindah ke Zeits dari Amsterdam, pada tanggal 16 januari 1939 Teu Hartog mendaftarkan merk dagang untuk sepedanya yaitu “TEHA”. Pertumbuhan besar perusahaan sekitar tahun 1950 di Belanda dengan nama dalam Bahasa inggris “T. Hartog’s Bicycle Work”, karena pada saat itulah sepeda terjual dengan nama HARTOG. “T. Hartog’s Bicycle Work” memperkerjakan sekitar 130 orang, dan Teha menjadi pusatnya di Rhenen, dengan produksi mencapai 150.000. 

Karena masalah di pasar ekspor, terutama Kemerdekaan Indonesia perusahaan perlu berhemat, dan pindah kembali ke Zeits. 1957 perusahaan ditutup, gedung dijual dan mesin dilelang, kejadian ini setahun setelah Teun Hartog meninggal. Sumber Copas : http://bengkelst.blogspot.co.id/

Pabrik Perakitan Sepeda HARTOG - Sumber : http://oudefiets.nl

Dilain Cerita Teha Di Tuduh Pro Nazi.

Sepeda Teha asal Rhenen, Belanda ini menurut orang dulu sangat dibenci masyarakat Belanda. Pasalnya, sepeda Teha ini dituduh oleh orang Belanda berhubungan atau bersekongkol dengan Nazi, Jerman. Tuduhan ini berawal ketika tuan Teun Hartog dianggap orang Belanda merangkai sepeda untuk kepentingan Nazi dengan menggunakan teknologi Hartog sebelum 1936. 

Singkat cerita, Ketika tentara sekutu mendarat di Normandia pada 1940-an serta berusaha membebaskan Belanda dari cengkraman Jerman sehingga Nazi meledakan pabrik sepeda Hartog. Konon pabrik sepeda Teha ini yang terakhir dipereteli peralatannya untuk dibawa ke Jerman sebelum dihancurkan. Selain pabrik sepeda Hartog, pabrik sepeda Gazelle pun diluluhlantakkan oleh tentara Jerman serta membawa peralatan pabrik Gazelle ke Jerman. 

Sejarah sepeda Teha berawal ketika seorang Belanda bernama Teun Hartog pada 1910 berbisnis dengan membuka garasi di Haarlemmerstraat, Amsterdam dengan memperbaiki dan menjual sepeda. Teun Hartog adalah seorang penggemar sepeda sejati. Hal ini nampak dari kegemarannya menghiasi ruang kerja miliknya dengan gambar-gambar sepeda. Tak hanya itu, meja kerjanya pun berbentuk sepeda.

Dalam perkembangannya bisnis sepeda milik Teun Hartog kian berkembang . Usaha yang dijalankan oleh Tuen Hartog ini berjalan dengan baik. Ia pun memperluas aktivitasnya secara bertahap dengan membuat sendiri frame sepeda dan merakitnya. Sepeda Teun Hartog ini akhirnya dijual di bawah merek sendiri yaitu TEHA ketika bisnisnya maju pesat. Pada awal 1930-an, perusahaan Hartog pindah dari Amsterdam menuju Zeist. Pada 16 Januari 1939, Teun Hartog mendaftarkan nama merek sepedanya 'TEHA'. 

Masa kejayaan perusahaan Hartog ini ketika berada di Remmerden yang terletak di kawasan Rhenen. Puncak pertumbuhan perusahaan bernama T. Hartog’s Rijwielfabrieken N.V. ini terjadi sekitar 1950. Dalam perdagangan internasional nama T. Hartog’s Rijwielfabrieken N.V. lebih dikenal dengan nama T. Hartog’s Bicycle Works. Perusahaan ini telah memperkerjakan sekitar 130 orang, sedang kantor pusat Teha ada di Rhenen. Perusahaan Teha memproduksi sepeda mencapai 150.000 unit yang sebagian besar dikirim ke Indonesia. 

Karena ada permasalahan di pasar ekspor, terutama ketika adanya kemerdekaan Indonesia perusahaan Teha merasa perlu berhemat. Akhirnya Teha pindah kembali ke Zeits dan produksi sepeda terus berlanjut hingga 1956 di gedung yang baru. Satu tahun setelah kematian mendadak Teun Hartog, pada Agustus 1957 pabrik Teha dijual ke pabrik cat Ralston. Sementara mesin pabrik Teha dilelang pada 26 November 1957. Akhirnya sepeda yang dituduh anteknya Nazi itu pun tutup meninggalkan jejak sejarah perjalanan industri sepeda negeri yang pernah menjajah Indonesia itu.  Sumber Copas : Facebook - Oldbike In History

Koleksi Pribadi Sepeda Merk TeHa Milik WahYou Eka

Kamis, 09 Juni 2016

Makna Filosofi Bersepeda Yang Menginspirasi hidup

Apa arti filosofi bersepeda? Sebagai penikmat olah raga sepeda, kita akan merasa’kan sensasi tersendiri saat kita bisa mengayuh sepeda kita menyusuri jalan yang kita lalui. Disana ada sebuah kepuasan tersendiri di sana ada sebuah sensasi tersendiri saat sepeda kita bisa membawa kita ketempat tujuan kita”

Sepeda’an alias gowes selain baik untuk kesehatan baik juga untuk membuat agar otak dan pikiran kita menjadi sehat. Dan bersepeda bersama komunitas sepeda onthel “MADAGASKAR” selain untuk menjaga kebugaran tubuh juga membangun komunikasi serta silaturahmi yang menjunjung nilai paseduluran.


Filosofi Bersepeda ini sangat menginspirasi kita, dan perlu sekali untuk menular’kan pada teman, saudara serta orang orang sekitar kita.

Ada tanjakan ada turunan ...
Saat sedang menanjak, jangan’lah terlalu bernafsu mencapai puncak … atur nafas, atur tenaga, konstan’kan putaran … supaya efektif mencapai puncak … dan konsentrasi tetap ada untuk menghadapi turunan …

Saat sedang menurun … jangan’lah kaget hingga terlalu cepat menarik rem … kamu akan terjungkal dan makin terpuruk …

Ikuti alur jalan’nya … seimbang’kan rem’nya … ambil momentum putaran’nya … hingga saat kamu menanjak kamu tidak membuang tenaga …

Bersepeda itu bukan masalah jumlah kilometer … tapi lebih pada menikmati setiap kayuhan untuk mendapatkan tiap kilometer itu …

Begitu’pula kehidupan … Hidup menarik bukan karena jumlah umur, tapi bagaimana kita menikmati setiap detik untuk mendapat’kan umur tersebut …

Bersepeda juga bukan masalah sepeda atau komponen yang ada di dalam’nya … tapi bagaimana mengguna’kan sepeda dan komponen tersebut untuk mendapat’kan perjalanan yang menarik yang bisa kita nikmati, bisa kita cerita’kan, bukan hanya mengguna’kan sepeda untuk kita banggakan harga’nya …

Begitu pula kehidupan … Kehidupan bukan masalah harta yang kita dapat’kan, tapi bagaimana memaknai harga yang kita punya untuk membuat hidup kita lebih berharga secara batin, bukan hanya secara nominal …

Ada pepatah Jawa bilang, “urip kuwi golek jeneng … ojo golek jenang”

Terjemah’an bebasnya, “hidup itu cari nama bukan cari makan”, maksud’nya hidup itu harus bermanfaat (bagi orang banyak) sehingga membuat nama yang baik, bukan hidup hanya cari harta tapi tak membuat perbedaan apa - apa.

Sama hal’nya sepeda, buat apa punya sepeda kalau cerita yang kita punya hanya pada saat kita membeli’nya, bukan pada saat menaiki’nya … Bukan’kah menaiki’nya itu terlihat dan terasa lebih menarik …


Sumber Copas - thefilosofi.blogspot.com
Sumber Artikel - akuinginsukses.com

Senin, 06 Juni 2016

Ngabuburit Barengan Kita, Bersepeda Menunggu Saat Buka Puasa

Assalamu’alaikum Sedulur’ku Semua..

Selamat Menunai’kan Ibadah Puasa 1437 H, Semoga Kita Semua Diberikan Kekuatan-NYA..

Banyak yang bertanya tanya, Apa sich sebener’e istilah kata “NGABUBURIT” ??

Yaa, untuk mengawali cerita admin akan sedikit menjelas’kan maksud atau pengertian dari istilah kata “NGABUBURIT”

“NGABUBURIT” bukanlah istilah asing bagi kebanya'kan orang. Terlebih lagi istilah Ngabuburit akan kerap kita dengar dan kenal lebih mendalam saat bulan puasa Ramadhan datang. Karena disaat itu, istilah Ngabuburit menjadi lebih identik atau eksis dan mendapatkan tempat tersendiri di lingkungan sekitar kita. Baik itu kerabat keluarga yang mengucapkan’nya, sahabat atau teman serta orang - orang yang kita kenal dekat. Istilah ngabuburit sering kali kita dengar disaat bulan ramadan tiba, Sehingga istilah Ngabuburit itu sendiri menjadi kata yang baku sebagai pemanis suasana bagi masyarakat muslim di Indonesia ketika bulan ramadan tiba.

Lanjut, istilah kata Ngabuburit itu sendiri berasal dari Bahasa Sunda - Jawa Barat, yang berasal dari kata “BURIT” yang merepresentasikan waktu yang berarti sore atau menjelang Maghrib. Istilah Ngabuburit juga umum diucapkan banyak orang ketika menunggu waktu berbuka puasa dan biasa’nya di isi dengan kegiatan – kegiatan positif, Seperti: Ngaji, Peduli Kebersihan Lingkungan, Bersepeda dan lain – lain.


Naah.. untuk kali ini admin bersama komunitas sepeda onthel TJATOET 1701 mengadakan kegiatan ngabuburit dengan tema “Ngabuburit Barengan Kita, Bersepeda Menunggu Saat Buka Puasa”
Sore itu goweser tjatoet mejadwal’kan bersepeda muter muter kota karanganyar, tepat’nya di kecamatan colomadu. Dari mabes start sekitar pukul 16.30 wib (06/06/2016) menuju pusat kota kecamatan colomadu yaitu di sekitaran pabrik gula - malangjiwan, disana goweser tjatoet rehat sejenak untuk menikmati suasana sore dibulan ramadan ini serta mengunjungi taman prasasti (patung) yang berada didepan pabrik gula colomadu. Tak lepas dari lensa kamera sore itu, para goweser tjatoet ceprat – cepret foto bersama di area taman prasasti peninggalan sejarah tersebut. Sore yang menyenangkan, lalu lalang motor serta antusias masyarakat disana menghiasi jelang buka puasa perdana. Yang menarik disana, admin mendapati se’kumpulan anak – anak muda yang asik menjaja’kan menu takjil untuk mengisi kegiatan dibulan ramadan tahun ini, Pemuda yang cerdas serta etos semangat yang luar biasa, Ujar kami saat itu.

Lanjut, se’usai dari rehat ditaman depan pabrik gula colomadu admin beserta goweser tjatoet melanjut’kan perjalanan mampir di rumah Mas Totok Rosok untuk mengintip koleksi – koleksi rosok mas totok (didukuh bendo)
Disana kami disambut dengan canda ramah ala Mas Totok Rosok, bercanda dan saling lempar kelakar untuk mengisi obrolan sore itu. Omong punya omong admin menanya’kan soal koleksi Klonthong Kebo yang dulu pernah admin singgung, sahut Mas Totok Rosok “Waah barang sampun ludes diambil Mas Romy Madagaskar semua” ..hehehe dengan gelak tawa kecil khas mas totok rosok menjawab pertanya’an admin.

Taman Bongkah Kayu - Pabelan, Kartasura
Tit tit.. Tit tit.. waktu sudah menunjuk’kan pukul 17.30 wib, pertanda waktu buka puasa sebentar lagi tiba dan saat’nya kami melanjut’kan perjalanan pulang. Untuk route pulang kami menyepakati dari arah lampu merah perempatan colomadu (ke’selatan) trus lampu merah perempatan kartasura (ke’timur) menuju mabes tjatoet. Namun ditengah tengah perjalanan pulang sayup – sayup terdengar suara adzan berkumandang dari masjid – masjid, Naah.. waktu buka puasa sudah tiba, berhubung masih diperjalanan kami memutus’kan mampir diwarung tenda depan SMP 1 Muhhamadiyah – Kartasura untuk membatal’kan puasa. Ngglegeg,, Ngglegeg,, dengan segelas teh anget buatan Pak Glompong (penjual hik angkringan) membasahi tenggorok’an kami. Obrolan – Obrolan kembali menjadi pengisi suasana sore itu antara kami dengan Pak Glompong si pedagang HIK.

Sebelum admin lanjut, ada baik’nya admin akan menjelaskan tentang kata – kata HIK (warung tenda) yang selama ini kita mengenal’nya namun mungkin ada yang belum paham dengan istilah tersebut.
HIK itu singkatan dari “Hidangan Istimewa Kampoeng” yang dulu konon cerita dipopuler’kan oleh seorang pedagang wedang yang dipikul dari tlatah Bayat – Klaten. Dalam tompo pikulan itu berisikan jajanan yang dijual berupa gorengan, sego kucing, iwak kikil, sate iso dan lain – lain. Dengan berkembang’nya waktu “wedang tompo pikulan”  dikemas lebih modern yang sekarang kita kenal dengan Angkringan atau HIK.

Naah.. sudah paham’kan ..hehehe

Lanjut, Di HIK warung tenda Pak Glompong admin sempat bertanya tanya mengenai pengalaman pak glompong berjualan wedangan disana. Sahut Pak Glompong “kulo sampun tahun’an Mas dodolan ten mriki” Ujar Pak Glompong. Obrolan semakin gayeng dan ngalor ngidul, dari masalah per’wedangan sampe per’onthelan.

Maak Jleeb.. admin mendengar penjelasan pak glompong tentang per’onthelan, ternyata beliau juga sarat berpengalaman di dunia per’onthelan, dan yang lebih mencengang’kan beliau “pak glompong” itu masih ada ikatan saudara dengan Mbah Suro Madagaskar, Oalah.. Maka’ne paham betul tentang onthel, Ujar Kami.

Tak terasa setengah jam lebih kami ngobrol – ngobrol di wedangan pak glompong – kartasura, untuk menutup obrolan sore itu admin berpamitan melanjut’kan perjalanan pulang, Sahut ramah pak glompong membalas ucapan kami.

Taman Prasasti (patung) Didepan Pabrik Gula Colomadu
Terima kasih Pak Glompong.. Mantap Sekali Teh Racikan Njenengan..
Sekian Nggih Luur.. Dan Salam Semangat Buat Kita Semua..


Ditulis Oleh : WahYou Eka